Menu

Mode Gelap
Beredar Diduga Rekaman Percakapan Ridwan Kamil Dengan Lisa Mariana, Bahas Tes DNA Anak TNI dan Kekerasan: Peradilan Militer Dituding Tak Beri Efek Jera Toleransi Sebagai Pondasi Persatuan, GMKI Samarinda Serukan Aksi Nyata Akademisi Dukung Komitmen Polri dalam Penyelidikan serta Penyidikan Pilkada 2024 Semakin Dekat, Peradah Kaltim Meminta Masyarakat Tetap Bersatu di Tengah Perbedaan

Berita · 17 Okt 2024 02:41 WIB ·

Otorita Akan Mengumumkan Hasil Rekomendasi dan Evaluasi Trem Otonom Terpadu IKN


 Trem Otonom Terpadu (TOT) buatan CRRC China yang telah menjalani uji coba di IKN. Perbesar

Trem Otonom Terpadu (TOT) buatan CRRC China yang telah menjalani uji coba di IKN.

NUSANTARA – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) akan memastikan pengumuman hasil rekomendasi dan evaluasi Tim Penilai uji coba atau proof of concept (PoC) Trem Otonom Terpadu (TOT).

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN Mohammed Ali Berawi memastikan hal itu kepada Kompas.com, Selasa (15/10/2024). Menurutnya, Tim Penilai PoC TOT sudah melakukan beberapa kali penilaian evaluasi dengan menjalankan sejumlah skenario operasional.

Hal ini mencakup kecepatan dengan batas tertentu, kapasitas, terutama mekanisme operasional tanpa awak, pergerakan, dan lain-lain.

“Saat ini sedang disiapkan laporan evaluasi Tim Penilai. Saya targetkan dalam dua minggu ini akan kami umumkan hasil rekomendasi Tim Penilai PoC TOT dari OIKN ke publik,” ujar Ale.

Sebelumnya, TOT bertenaga listrik yang didatangkan langsung dari China tersebut, telah dicoba oleh Presiden Joko Widodo jelang HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Presiden berharap transportasi ini tak hanya dapat digunakan di IKN namun juga kota-kota lainnya di Indonesia. Menurut Jokowi, salah satu kelebihan dari penggunaan TOT adalah biayanya yang relatif murah.

Pengoperasian kereta tidak berbasis rel dan cukup menggunakan jalan yang sudah ada, sehingga tidak membutuhkan pembangunan infrastruktur.

“Trem otonom kira-kira harganya Rp 70-an miliar satu rangkaian. Kalau kita mau membangun MRT itu per kilometernya Rp 2,3 triliun, kalau kita mau membangun LRT itu kurang lebih Rp 700 miliar per kilometer. Bedanya di situ,” ungkap Jokowi.

Namun, sayang menurut Jokowi, masalah yang sekarang ini masih dihadapi adalah ukuran jalan di kota-kota besar yang kurang lebar. “Masalahnya, memang hampir di semua kota jalannya kurang lebar, sehingga tidak semua kota bisa memakai ART,” tuturnya.

TOT merupakan teknologi baru di moda transportasi darat, menggabungkan sistem transportasi light rapid transit (LRT) atau kereta ringan dan autonomous bus.

Kehadiran dan uji coba TOT ini menjadi salah satu langkah nyata pemerintah dalam mewujudkan IKN sebagai kota yang ramah lingkungan dan berbasis teknologi canggih, sekaligus menjadi contoh bagi pengembangan kota-kota lain di Indonesia.

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Program Gratispol Resmi Diluncurkan, Bantu Warga Kaltim Punya Rumah Subsidi

27 Agustus 2025 - 08:11 WIB

Sultan Kutai Kartanegara Ingatkan Warga Tetap Kondusif dan Tidak Terprovokasi

24 Agustus 2025 - 19:09 WIB

GALAK Kukar Tegas Bantah Dicatut dalam Rencana Aksi Demo Polres Kukar

24 Agustus 2025 - 16:26 WIB

Kapolres Kukar Resmi Dicopot, Publik Heran Masih Ada Seruan Demonstrasi

23 Agustus 2025 - 22:46 WIB

Ketua Adat Pampang: Warga Tidak Ikut Aksi, Isu yang Beredar Tidak Benar

22 Agustus 2025 - 23:25 WIB

IKN Hadapi Ancaman Karhutla, Otorita Gandeng Dishut Kaltim

22 Agustus 2025 - 07:57 WIB

Trending di Berita